Minggu, 31 Juli 2011


16/1/2010

Tercipta untuk Mencintaimu

Ketika kautatap mataku di lembaran malam
rembulan menuliskan kisahnya dalam sejilid kalam
bintang sebagai tandabaca, tentang kalimat cinta tanpa akhir
kau tanyakan padaku: adakah waktu untukku
bukankah sudah menjadi takdir
waktuku tercipta untuk mencintaimu.
Malam demi malam kita lewati bertaburan kata
sebuah perjalanan ke surga
percakapan tak ada habisnya, tak ada matinya
hal-hal kecil segalanya bermakna
kita saksikan: setangkai rembulan tumbuh menjadi purnama
kita pun bermandi cahaya di keheningan malam.
Lalu kaupetik butir-butir cahayanya
kaujadikan huruf-huruf doa
kautaburkan di pelupuk mataku dengan dua pucuk jarimu
menjelma sepucuk surat dengan kata-kata mutiara
terangkai indah bagai karya pujangga
lihatlah lingkar mataku, bersinar karenanya.
Kau pun bercerita tentang jejak pengembara
menghabiskan waktu di padang sahara dan hutan belantara
untuk cinta abadi pada sang kekasih hati
kau bertanya padaku: adakah waktu untukku
bukankah sudah menjadi prasasti
kau tercipta untuk waktuku.

Aku Hanya Mampu Mencintaimu

Aku bahagia tinggal di hatimu. Mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku. Sebuah mataair untukmu, di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya, dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan. Setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika. Seperti sebuah gelombang di mana kita berayun menghabiskan masa.
Jantungku berdebar indah untukmu. Dawai-dawai yang tak pernah kehabisan getar, berirama  melantunkan rindu. Menggema nada-nada cinta merangkai simfoni kehidupan kita. Pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun, pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu yang bersenandung. Senantiasa kita dengar musik anggun yang menggetarkan jiwa.
Hanya kamu yang ada di hatiku, di dekapku. Sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta. Kehangatan adalah menggenangi pipi dengan airmata. Mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir senja. Tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan panasmu. Engkau adalah gunung yang indah, akulah magma yang membara.
Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu. Aku bahagia memandang keindahan alam dari jendela hatimu. Serumpun sajak cinta. Sehamparan dunia dan masadepan yang menjulang hingga nirwana. Bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu masa lalu. Bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu.  Dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu.

Bulumatamu Sebaris Ilalang yang Terbakar

Padang lapang untuk gembalakan jejakjejak jiwaku itu adalah hidupmu. Serumpun embun, ilalang ranum, bungabunga perdu, kemerisik sepi, percik api dan setumpuk album kenangan bersampulkan rindu.
Rayakan cinta menyemai gairahnya. Wajahmu menyemburkan cahaya. Bulan di atas savana. Aku menjelma rusa, dengan tanduk bercabang doadoa kupanjatkan. Senyummu melambung di angkasa.
Rangkum sejuta makna ke dalam satu tanda. Tatapan kita puisi tanpa jeda. Tatap penuh kenang dan perlambang. Bertumbuh pokokpokok akasia yang daundaunnya menyimpan angin dan hujan, tempat berselindung gemuruh dan kicau burungburung.
Kecemasan luruh dalam hembusan debu yang meniada. Kita pun menjerit tawa, senyap hanyalah tanda koma saat matahari pamit dari cakrawala. Ketika ia persembahkan malam untuk kita berdua saja. Dengarlah applause serangga senja, panggung temaram menyala keemasan. Sebuah pekik kagum, seperti selalu bisikbisikku pada anggunmu.
Bulumatamu sebaris ilalang yang terbakar. Mengurungku dalam pijar, melalap seluruh tatapan, pikiran dan imajinasiku. Tinggal abu yang disebut puisi.
Gemuruh angin di celah tenda seperti serangkaian ketukan lembut jantungmu menembus dada. Kupeluk kamu sayang, kau mengunciku dengan himpitan rindu tanpa tara. Rerumputan mengaduh lembut di bawah keringat baramu. Venus dan yupiter memancar riang di kedua matamu. Senyum menggantung indah tepat di atas dagumu

Kamis, 21 Juli 2011

For ue my love


Aku mesti bersyukur kepada Tuhan
Karena mempertemukan aku denganmu
Sampai hati tak ku sangka
Kau begitu peduli padaku

Bersamamu adalah anugrah yang tak terkira
Bersamamu ku merasa aman dan nyaman
Bersamamu adalah keindahan yang tak berkesudahan
Bersamamu ku merasa bahagia tiada tara

Kita berdua saling bercerita
Tentang banyak hal bersama
Ku merasa lega bila terbuka padamu
Ku tak takut untuk berkeluh kesah denganmu
Bersamamu segala gundah sirnalah sudah..

Sapamu senantiasa mewarnai hariku
Walaupun dihati merindu
Kutak mampu mengatakannya padamu

janji yang tlah terucap
mengikat hati dalam dekap
mencoba meyakini asa didalam hati
walau terkadang ragu datang menghampiri

kau sentuh hatiku
pesonamu meluluhkan jiwaku
kau mampu menepis keraguanku
dan mengisi celah diruang hatiku

bahagianya hati..
indah terasa bagaikan mimpi
bait bait cinta dlm sanubari
ciptakan syair nyanyian hati

Relung hati yg mulai terisi
tak mungkin lagi dapat dipungkiri
rasa yang tercipta dalam hati
mengalir perlahan dengan pasti

tak ingin menghindar dan berlari
dari asa yang dinanti
ku tau pasti ini akan terjadi
biarlah mengalir atas ijin Illahi

Berharap Allah meridhoi
Sgala rasa dan asa didiri
semoga dengan hadirnya dirimu
mampu menambah keimananku..